Generasinusa.com :Pasangan calon(paslon) bupati Asahan yang mendaftar ke KPUD hanya satu paslon yang di dukung dengan 12 parpol jadi pembicaraan hangat di masyarakat.
Salah satu tokoh pemuda Asahan Bang Tanjung mengatakan terkait pilkada Asahan kepada awak media Rabu, 4/9/24 di WD COFFEE apakah hanya 2 sosok ini yang mampu membangun Asahan 5 tahun ke depan menjadi lebih baik dari hari ini?
Menurut saya, jawabannya iya. Logikanya simple, mulai awal tahun 2024 pasca pemilu Februari lalu, ada beberapa sosok individu yang mungkin sama-sama kita ketahui yang mendeklarasikan personalnya untuk maju sebagai kandidat calon kepala daerah kabupaten Asahan. Masing-masing dari mereka telah mendaftarkan diri di berbagai Partai Politik (parpol)tanpa terkecuali di partai tempat mereka bernaung.
Namun nyatanya, hanya 2 sosok ini yg mendapatkan dukungan dari berbagai macam partai politik dan kelompok masyarakat.
Hal ini membuktikan bahwa, dari segi komunikasi orang-orang yang berniat maju dalam kontestasi pilkada tersebut GAGAL alias TIDAK MAMPU untuk meyakinkan berbagai macam parpol untuk mengusung maupun mendukung mereka.
Kedua figur ini telah membuktikan seminimalnya mereka mampu meyakinkan dalam membangun komunikasi politik ke berbagai parpol yang ada terutama kepada para kelompok masyarakat yang sampai hari ini banyak mendeklarasikan mendukung pasangan ini dan menaruh harapan untuk rumah kita yang kita sebut sebagai Kabupaten Asahan.
Fenomena kotak kosong atau kolom kosong, memilih kotak kosong atau kolom kosong adalah bagian dari demokrasi.
Perlu sama-sama kita ketahui bahwa mengambil sikap untuk memilih dan mendeklarasikan kotak kosong adalah hal yang di perbolehkan oleh konstitusi dalam berdemokrasi di negara kita.
Nah apakah kotak kosong adalah solusi?Jawabannya tentu tidak.
Logikanya simple, Asahan ini adalah rumah warga Asahan. Apakah mungkin oranglain yg notabenenya bukan pemilik rumah mau membesarkan rumah yang bukan miliknya? Kenapa demikian, karena apabila kotak kosong menang dalam pilkada maka yang akan memimpin daerah adalah pejabat (PJ) sementara yang di tunjuk oleh pemerintah yang tidak memiliki beban politik dan beban dalam berkonstituen dalam bermasyarakat.
Satu-satunya harapan kita supaya rumah kita yang kita sebut sebagai Asahan ini lebih maju adalah harus di pimpin orang Asahan dan jawabannya adalah TAUFIK dan RIANTO.
Bukan tanpa alasan, karena sampai dengan hari ini Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Asahan telah membuka perpanjangan pendaftaran calon kepala daerah dan tidak ada satupun orang ataupun kandidat lain yg berusaha mendaftarkan diri sebagai kompetitor di perhelatan pilkada Asahan 2024.
Para oknum yang menamai diri mereka sebagai relawan kotak kosong hanyalah segelintir orang yang sensitif dan memiliki sikap pesimisme untuk Kabupaten Asahan.
Artinya kita butuh optimisme dalam membangun rumah kita yang sama kita cintai ini.
Apakah dengan adanya satu paslon menunjukkan kemunduran demokrasi??*
Jawabannya tidak.
Demokrasi telah di mulai sejak seluruh partai politik membuka pendaftaran calon kepala daerah.
Keterbatasan pengetahuan para oknum penggagas kotak kosonglah yg bilang ini kemunduran demokrasi padahal sejatinya tidak, karena demokrasi telah di mulai sejak berbagai parpol membuka pendaftaran calon kepala daerah.
Artinya kompetisi telah dimulai sejak partai politik membuka pendaftaran calon kepala daerah untuk Asahan khususnya.
Demokrasi tidak akan mati selama masih ada sosial kontrol yang bergerak dilapangan
- Masih ada DPRD sebagai badan pengawasan
- Masih ada Wartawan/Pers
- Masih ada Mahasiswa sebagai Agent of Change, Social Control, dan Iron Stock
- Masih ada kelompok swadaya masyarakat yg kapan saja bisa menyuarakan keresahan dan pendapat dan lain-lain.
Untuk itu, marilah kita songsong arah kemajuan daerah melalui semangat optimis dan jangan ikuti kelompok yang pesimis
bahkan negara kita bisa merdeka diawali dengan semagat optimisme para pejuang melawan penjajahan,pungkas pria yang sering disapa bang Tanjung. (Aq/red)