Generasinusa.com; Kementerian Agama (Kemenag-RI) menggelar Launching Senam Haji Indonesia. Kegiatan yang dipusatkan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta ini diikuti lebih dari 28 ribu jemaah haji Indonesia secara luring dan daring. Hal tersebut disampaikan Kakanwil Kemenag Provinsi Sumatera Utara H. Ahmad Qosbi, S.Ag, MM., usai mengikuti Lounching Senam Haji dan memperkenalkan Batik Haji Indonesia secara daring di Asrama Haji Medan Jl. Abdul Haris Nasution Kelurahan Pangkalan Masyhur, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Minggu 27/4/24.
Bahwa Launching senam haji bagian dari ikhtiar menjaga kebugaran jemaah haji agar jemaah bisa melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan lancar, sehat dan bugar hingga sehat pula saat pulang," sebagaimana yang disampaikan Sekretaris Jenderal Kemenag M. Ali Ramdhani di Asrama Haji Pondok Gede tadi, tutur Qosbi.
Menurut Sekjen Kemenag pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap faktor kesehatan dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setidaknya, ada dua hal yang menjadi alasan mengapa faktor kesehatan menjadi perhatian. Pertama, kuota haji tahun ini mencapai 241.000 jemaah, terbanyak dalam sejarah penyelenggaraan ibadah haji 1445 H/2024 M Indonesia kemudian dari jumlah itu, ada lebih dari 45.000 jemaah yang masuk kategori lanjut usia (lansia). Seperti 2023, tahun ini kita mengusung tagline “Haji Ramah Lansia”," kata Qosbi mengulang yang disampaikan Sekjen yang hadir mewakili Menag Yaqut Cholil Qoumas.
Kedua, ada lebih 770 jemaah haji yang wafat tahun lalu. Ini juga jumlah terbanyak dalam 10 tahun terakhir penyelenggaraan ibadah haji.
"Kesehatan jemaah haji menjadi concern. Kita ingin jemaah haji berangkat dalam keadaan sehat, bisa menunaikan ibadah haji dengan baik, dan pulang ke tanah air juga dalam keadaan sehat," tutur pria yang akrab disapa Kang Dhani ini.
Kemudian lanjut Qosbi, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief menyampaikan senam haji ini dirumuskan tim Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) dan Perhimpunan Dokter Spesialias Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Perdosri) dengan gerakan low impact.
"Perdokhi sudah mengatur sedemikian rupa, bisa diterapkan di rumah hingga saat perjalanan di pesawat ke tanah suci. Jenis senamnya _low impact_, bukan aerobik, yang menguras tenaga," ungkap Hilman.
Meski _low impact_, gerakan senam haji diharapkan mampu menjadi bekal jemaah sebelum berangkat agar kondisi saat melaksanakan haji secara sempurna. "Senam ini juga dapat dilakukan jemaah selama berada di tanah suci," tutur Hilman.
*Batik Haji*
Selain Senam Haji Indonesia, dalam kesempatan tersebut juga diperkenalkan batik haji Indonesia. "Ini juga terobosan baru setelah 12 tahun batik jemaah haji tidak pernah berganti. Seragam batik ini diperoleh melalui Sayembara Desain Batik Haji pada 2023," sebagaimana yang dikatakan Sekjen Kemenag Ali Ramdhani tadi dalam sambutannya.
Sementara Dirjen PHU Hilman Latief juga mengungkapkan dalam rangka pengadaan batik haji ini, Kemenag melibatkan UMKM yang berada di berbagai daerah di Indonesia. "Diperkirakan per jemaah membutuhkan 3 meter kain untuk satu batik, jadi sekitar 700 KM banyaknya jika dibentangkan. Dan kita melibatkan banyak UMKM untuk membuatnya," kata Hilman Latief.
Batik baru jemaah haji Indonesia berwarna ungu bermotif Sekar Arum Sari, yang terinspirasi dari melati putih, motif kawung, motif truntum, motif songket dan tenun, serta burung garuda. Motif ini mengambil filososfi puspa nasional Indonesia yang digambarkan dengan bunga melati putih yang melambangkan simbol kesucian, keagungan, kesederhanaan, ketulusan, keindahan, dan rendah hati.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara H. Ahmad Qosbi, S.Ag, MM., mengatakan melalui senam haji dan batik haji indonesia yang di lounching pagi ini dengan penuh harapan sebagaimana yang dikatakan Pak Sekjen dan Dirjen PHU Kemenag tadi kita berharap dapat menjadi bagian dari ikhtiar menjaga kebugaran jemaah haji dan batik haji Indonesia yang diperkenalkan tadi dapat memberikan semangat baru dan berkesan bagi para jamaah haji, serta dapat pula menyebarkan keindahan dan kearifan dalam budaya haji Indonesia sehingga mencerminkan identitas Indonesia dan mudah dikenali oleh jama'ah haji Indonesia dan dunia internasional, ujar Qosbi.
Terima kasih atas dukungan dan waktu semua kita sehingga kita bisa bersama di Asrama Haji Medan ini, dan mari kita jaga nama baik daerah kita masing-masing, tutup Qosbi. (Rz/rel)